Langsung ke konten utama

Postingan

Aku Nggak Harus Selalu Kuat, dan Itu Nggak Apa-Apa

Aku Nggak Harus Selalu Kuat, dan Itu Nggak Apa-Apa Dari kecil, kita sering diajarkan untuk jadi kuat. Untuk menahan tangis, Untuk tidak menunjukkan lemah, Untuk selalu kelihatan "baik-baik saja". Tapi kenyataannya… Itu berat. Jadi Kuat Itu Melelahkan Kadang kita cuma pengen didengar. Pengen dimengerti tanpa harus menjelaskan panjang lebar. Pengen punya ruang buat jujur: "Aku capek." "Aku takut." "Aku bingung." Dan seharusnya itu boleh. Nggak Harus Tegar Terus Kamu boleh nangis. Boleh bilang kamu sedang nggak sanggup. Boleh minta peluk, minta ditemani, atau bahkan minta waktu sendiri. Kamu nggak harus jadi kuat setiap saat. Menjadi manusia… itu cukup. Kekuatan Itu Bukan Selalu Tentang Menahan Kadang kekuatan justru terlihat saat kamu mengakui bahwa kamu sedang rapuh, Tapi tetap memilih bertahan. Saat kamu bangun dari tempat tidur, walau rasanya berat. Saat kamu tetap berdoa, walau hati sedang kosong. Itu juga ...

Hidup Pelan-Pelan Nggak Apa-Apa, Asal Tetap Jalan

Hidup Pelan-Pelan Nggak Apa-Apa, Asal Tetap Jalan Kita sering merasa tertinggal. Lihat teman yang sudah sukses. Lihat orang lain yang posting pencapaian. Lalu mulai bertanya, "Aku kapan?" Pelan Bukan Berarti Gagal Nggak semua orang punya kecepatan yang sama. Ada yang cepat, ada yang lambat. Tapi semua tetap berjalan. Kita cuma perlu percaya: Selama kamu tetap melangkah, itu sudah cukup. Jangan Bandingkan Bab 2-mu dengan Bab 10 Orang Lain Hidup bukan perlombaan. Kamu nggak harus dulu-duluan. Apa yang terlihat di luar, nggak selalu sama dengan kenyataan di dalam. Fokus saja sama perjalananmu. Nikmati. Hayati. Syukuri. Tetap Jalan, Meski Pelan Bangun tidur, beresin tempat tidur. Minum air putih. Tarik napas dalam. Tulis satu hal yang ingin kamu syukuri hari ini. Langkah-langkah kecil itu, kalau kamu ulangi setiap hari, akan membentuk jalan besar. Penutup Jangan remehkan langkah kecilmu hari ini. Karena mereka sedang membawa kamu ke arah yang l...

Tentang Rasa Lelah yang Nggak Bisa Dijelaskan

Tentang Rasa Lelah yang Nggak Bisa Dijelaskan Kadang kita merasa lelah… Tapi bukan karena fisik. Bukan juga karena kurang tidur. Tapi ada beban yang nggak kelihatan. Yang tinggal di kepala. Yang diam-diam bikin sesak. Lelah Tapi Nggak Tahu Kenapa Pernah nggak kamu ngerasa begini? Hari-hari tetap berjalan. Kita tetap tersenyum , tetap kerja , tetap ngobrol seperti biasa. Tapi di dalam hati, ada yang kosong. Ada yang jenuh . Ada yang berat. Dan kita sendiri pun bingung kenapa. Itu Bukan Salahmu Kamu nggak lemah . Kamu nggak salah. Merasakan lelah itu manusiawi. Kadang tubuh dan pikiran kita hanya minta waktu: untuk istirahat, untuk jujur, untuk merasa cukup Berhenti Sebentar Bukan Berarti Kalah Kita tumbuh di dunia yang terus menuntut cepat. Tapi bukan berarti kamu harus kuat terus. Kamu boleh diam sebentar. Menangis. Merenung. Mengakui bahwa kamu sedang nggak baik-baik saja. Dan itu bukan tanda kegagalan—itu tanda bahwa kamu manusia. Penutup L...

Kenapa Kita Nggak Harus Sempurna Dulu untuk Memulai

Kenapa Kita Nggak Harus Sempurna Dulu untuk Memulai Sering kali kita menunda… Menunda menulis. Menunda membuka usaha. Menunda berbicara. Menunda melangkah. Karena kita merasa, "Aku belum cukup baik." Padahal, kebenarannya sederhana: Kalau kita tunggu sempurna, kita bisa-bisa nggak mulai selamanya. Sempurna Itu Ilusi Sempurna itu standar yang terus bergerak. Setiap kita tumbuh, akan selalu ada hal yang belum bisa. Dan itu manusiawi. Orang-orang sukses bukan karena mereka sempurna. Mereka hanya berani mulai, saat yang lain masih ragu. Kamu Akan Belajar di Jalan Kamu nggak harus tahu semuanya di awal. Kadang justru saat kita mulai, kita baru benar-benar belajar. Melalui kesalahan. Melalui perbaikan. Melalui proses yang nggak instan. Mulai Aja Dulu Mulai nulis meski belum mahir. Mulai jualan meski modal minim. Mulai belajar meski sering salah. Karena gerakan kecil hari ini, lebih baik daripada niat besar yang nggak dijalankan. Penut...

Apa yang Terjadi Jika Kita Berhenti Menyenangkan Semua Orang?

Apa yang Terjadi Jika Kita Berhenti Menyenangkan Semua Orang? Pernah nggak kamu merasa lelah… bukan karena banyak kerjaan, tapi karena terlalu sibuk menyenangkan semua orang? Kita bilang “iya”, padahal ingin bilang “tidak.” Kita ikut-ikut, walau hati kita nggak setuju. Kita terus jaga perasaan orang lain, tapi lupa menjaga perasaan diri sendiri. Takut Nggak Disukai Kadang kita terlalu khawatir dianggap egois, padahal yang kita lakukan hanyalah menetapkan batas. Kita takut mengecewakan, padahal yang tersakiti justru diri kita sendiri. Saat Kita Berhenti Menyenangkan Semua Orang… Ternyata tidak seburuk itu. Memang, ada yang mungkin kecewa. Ada yang menjauh. Tapi di saat yang sama… Kita mulai bernapas lebih lega. Kita mulai merasa punya kendali atas hidup sendiri. Dan kita mulai sadar: Hidup ini bukan soal membuat semua orang bahagia. Menjadi Baik Tanpa Kehilangan Diri Kamu masih bisa jadi orang baik, tanpa harus selalu setuju. Kamu masih bisa pedul...

Nggak Apa-Apa Pelan, Asal Nggak Berhenti

Kadang kita iri sama mereka yang bisa lari cepat. Yang targetnya tercapai. Yang tampaknya nggak pernah gagal. Tapi kita lupa: Setiap orang punya kecepatan masing-masing. Dan jalan pelan juga tetap jalan. Saat Semua Terlihat Jauh... Kadang tujuan kita terasa terlalu tinggi. Langkah kita kecil, kadang bahkan terseret. Tapi ingat, satu langkah kecil hari ini bisa jadi fondasi besar di masa depan. Progres itu Bukan Balapan Kamu nggak harus cepat. Kamu cuma perlu terus. Cukup buka mata setiap pagi dan bilang, "Hari ini aku coba lagi." Itu pun sudah hebat. Berhenti Bandingkan, Mulai Lihat Diri Sendiri Orang lain mungkin kelihatan lebih siap. Tapi kamu punya kekuatanmu sendiri. Tugasmu bukan jadi seperti mereka, tugasmu adalah jadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Penutup Pelan itu bukan salah. Pelan itu bukan lemah. Pelan itu kadang lebih kuat—karena ia tetap bertahan. Nggak apa-apa kamu belum sampai, asalkan kamu belum menyerah. 🌱

Kenapa Kita Sulit Konsisten (dan Gimana Pelan-pelan Memulainya Lagi

Ada kalanya kita semangat banget di awal. Punya target. Bikin rencana. Niatnya kuat. Tapi makin lama... niat itu memudar. Konsistensi ternyata bukan soal niat aja. Banyak hal kecil yang membuat kita mundur: lelah, kecewa, hilang arah, atau sekadar jenuh. Dan kamu tahu apa? Itu manusiawi. 1. Kadang, Kita Terlalu Keras Pada Diri Sendiri Kita ingin semuanya langsung lancar. Tapi saat gagal sekali dua kali, kita langsung merasa buruk. Padahal, konsistensi bukan soal “tidak pernah gagal”, tapi soal “kembali lagi walau sudah jatuh.” 2. Kita Mengira Butuh Motivasi Terus-Menerus Padahal yang kita butuh bukan motivasi besar setiap hari. Tapi sistem kecil yang memudahkan kita untuk mulai. Bikin reminder di HP Simpan alat tulis di meja Jadwal singkat 5-10 menit Karena yang penting bukan lama, tapi berulang . 3. Kita Sering Lupa Mengapresiasi Diri Kita cuma fokus pada “yang belum dicapai”. Tapi lupa lihat langkah kecil yang sudah dilakukan. Coba deh tanya ke ...